Tuesday, March 27, 2012

Wayang Beber


Wayang beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran-lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang, baik Mahabharata maupun Ramayana.
Konon oleh para Wali --di antaranya-- Sunan Kalijaga, wayang beber ini dimodifikasi bentuknya menjadi wayang kulit dengan bentuk-bentuk yang bersifat ornamentik yang lebih dikenal saat ini, karena ajaran Islam mengharamkan bentuk gambar makhluk hidup (manusia, hewan) maupun
patung, serta diberi tokoh-tokoh tambahan yang tidak ada pada wayang babon (wayang dengan tokoh asli India) diantaranya adalah Semar dan anak-anaknya serta Pusaka Hyang Kalimusada. Wayang hasil modifikasi para wali inilah yang digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam dan yang kita kenal sekarang. Perlu diketahui juga bahwa Wayang Beber pertama dan asli sampai sekarang masih bisa dilihat. Wayang beber yang asli ini bisa dilihat di Daerah Pacitan, Donorojo. Wayang ini dipegang oleh seseorang yang secara turun-temurun dipercaya memeliharanya dan tidak akan dipegang oleh orang dari keturunan yang berbeda karena mereka percaya bahwa itu sebuah amanat luhur yang harus dipelihara. Selain di Pacitan, ada juga yang sampai sekarang masih tersimpan dengan baik dan masih dimainkan, letaknya di Dusun Gelaran Desa Bejiharjo, Karangmojo Gunungkidul.

Menurut Kitab Sastro Mirudo, wayang beber dibuat pada tahun 1283 oleh Condro Sengkolo, Gunaning Bujonggo Nembah Ing Dewo (1283). Kemudian dilanjutkan oleh Putra Prabu Bra Wijaya, Raden Sungging Prabangkara.

No comments:

Post a Comment